Dalamhubungan antara suku Dayak dengan suku-suku pendatang selain suku Madura tidak ada masalah sosial atau ekonomi. Tetapi masalah yang bertentangan itu ada dalam hubungan antara suku Dayak dengan suku Madura. Suku Dayak, memiliki ciri-ciri kebudayaan primordial. Dalam tata hidupnya suku itu berorientasi pada dirinya sendiri (inwardoriented
PengertianJawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya Jawa.Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat.
AlTajdid, Vol. II No.1 September 2010 | 7 realita yang hanya ada dalam khayalan manusia (Wahyudi, 1992). Budaya yang dihantarkan oleh televisi inilah yang setiap hari hadir masuk ke dalam rumah kita dan membawa budaya-budaya asing yang ada di dunia ini. Budaya-budaya inilah yang sering diserap oleh individu-individu dan melatarbelakangi
Berdasarkanpasa 18 Undang-undang Dasar 1945 pada tanggal 19 Agustus 1945 oleh PPKI dibentuklah Provinsi dan Penentuan para Gubernurnya. Untuk pertama kalinya, R.M.T Soerjo yang kala itu menjabat Residen Bojonegoro ditunjuk sebagai Gubernur Jawa Timur yang pertama. R.M.T Soerjo yang dilantik tanggal 5 September 1945, sampai tanggal 11 Oktober
sukubangsa, bahasa dan keyakinan serta kenyataan kebudayaannya dapat di ketahui melalui keadaan dan corak kebudayaan dari masing-masing suku bangsa yang ada di Indonesia ini, seperti pada budaya orang Minang, orang Jawa, orang Batak, orang Madura, orang Aceh, orang Dayak, da~i seterusnya yang masing-masingnya mempunyai kekhasan budayanya.
KEBUDAYAANSUKU SUNDA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn Oleh : DEVITA NELA SARI NIM. 14148146 RISTI YULIANA NIM. 14148110 Madura. Daerah ini berbatasan dengan DKI Jakarta dan Laut Jawa di Timur ,
. Deskripsi Sejarah dan daerah asal suku Madura, ciri khas, bahasa, tradisi dan kebudayaan. Tepat di sisi timur Pulau Jawa, terdapat sebuah pulau kecil bernama Madura. Menurut catatan sejarah, Suku Madura telah mendiami pulau tersebut sejak ratusan tahun lalu. Meskipun letaknya tepat di sebelah Jawa, namun suku ini memiliki keunikan adat dan budaya sendiri. Masyarakat Madura terkenal memiliki kebiasaan merantau, sehingga mempercepat penyebaran etnis ini di berbagai daerah lain di Indonesia, dan bahkan hingga mancanegara. Jadi, tidak mengherankan kalau banyak ditemukan berbagai penjaja makanan khas Madura di berbagai pelosok tanah air. Asal Usul Suku Madura Suku Madura adalah etnis dengan populasi jiwa terbesar di Indonesia. Etnis Madura berasal dari Pulau Madura, serta pulau lain di sekitarnya, seperti Kangean, Raas, Sapudi, dan Gili Raja. Masyarakat Madura tersebar di berbagai penjuru Indonesia, terutama Pulau Jawa dan Kalimantan. Meskipun pernah terjadi kerusuhan antar suku karena kesenjangan sosial yang melibatkan masyarakat Madura, sehingga sebagian orang memilih bertransmigrasi ke daerah lain. Namun, saat ini kesenjangan tersebut dapat diatasi dan masyarakat setempat sudah hidup rukun kembali. Suku Madura mempunyai sistem kekerabatan patrilineal mengikuti garis keturunan laki-laki. Oleh sebab itu, gelar pusaka akan diwarisi oleh kaum laki-laki. Di samping itu, masyarakat Madura juga masih sangat menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat. Hal tersebut dapat dilihat dari penyelenggaraan berbagai macam festival dan kesenian tradisional yang diadakan secara konsisten. Tidak mengherankan apabila Pulau Madura selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan pada waktu-waktu tertentu. Khususnya ketika upacara adat digelar. Di sisi lain, orang Madura dapat dengan mudah dikenali karena logat bicaranya yang sangat kental dengan dialek bahasa tradisional. Ini tentu saja membuat masyarakat Madura cukup menonjol ketika sedang berbicara, meskipun yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Dari segi makanan, masyarakat Madura sangat terkenal dengan kuliner satenya yang sudah dikenal di berbagai penjuru Indonesia, bahkan luar negeri. Sate Madura yang populer tersebut diperkenalkan secara luas oleh orang Madura yang pergi merantau ke daerah lain di Nusantara. Bahasa Suku Madura Bahasa Madura terdiri atas 3 tingkatan bahasa, yaitu Enja-Iya Ngoko Engghi-Enten Madya Engghi-Bhunten Krama Sementara itu, dialeknya terbilang cukup banyak karena setiap wilayah memiliki tutur berbeda. Di Pulau Madura terdapat beberapa dialek, antara lain Dialek Sampang Dialek Bangkalan Dialek Pamekasan Dialek Kangean Dialek Sumenep Dialek standar yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Madura adalah dialek Sumenep. Hal tersebut berdasarkan sejarah masa lalu, di mana Sumenep pernah menjadi pusat kerajaan dan perkembangan budaya Madura. Namun, saat ini dialek Madura sudah terpengaruh Bahasa Jawa. Pakaian Adat Suku Madura Dalam berpakaian, Suku Madura juga mempunyai pakaian adat yang diwariskan turun temurun. Pakaian adat tersebut memiliki makna filosofis mendalam, yang merupakan cerminan dari karakter masyarakat Madura. Umumnya, pakaian adat dikenakan pada acara-acara adat tertentu. Pakaian adat etnis Madura dibagi atas 3 kelompok sebagai berikut 1. Pakaian Adat Pria Pesa’an Pesa’an merupakan baju longgar berwarna hitam yang dipakai dengan kaos bermotif belang merah dan hitam, atau merah dan putih. Warna tersebut melambangkn ketegasan dan keberanian. Pesa’an dipadukan dengan celana gombrong sepanjang mata kaki pria. Pakaian tersebut akan dikenakan lengkap dengan odheng ikat kepala. Penggunaan ikat kepala dengan posisi tegak menjadi lambang status kedudukan pria tersebut di masyarakat. Sedangkan jika posisi odheng terkulai ke bawah, artinya hanya masyarakat biasa. 2. Pakaian Adat Wanita Kaum wanita etnis Madura umumnya mengenakan pakaian adat berupa kebaya rancongan transparan atau kutu baru, dengan dalaman bra berwarna kontras yang pas di badan. Pakaian tersebut memiliki makna filosofis menghargai keindahan tubuh dan kecantikan. Sedangkan bagian bawahan yang diaplikasikan adalah sarung batik dengan beragam corak. Biasanya dilengkapi odhet atau stagen sepanjang 15 cm supaya pinggang tampak ramping. 3. Aksesoris Saat mengenakan pakaian adat, masyarakat Madura juga mengaplikasikan beberapa aksesoris, seperti kain panjang, sapu tangan, sisir, gelang akar, jas polos, tongkat, dan jam tangan rantai. Biasanya aksesoris tersebut dikenakan petinggi adat dan bangsawan. Sementara kaum wanita mengenakan cucuk dinar, leng oleng, anting emas, kalung emas besar dengan liontin berbentuk uang logam atau bunga matahari. Tidak hanya itu, kaum wanita juga menggunakan cincin emas, gelang emas, gelang kaki, dan sandal tertutup. Nama Rumah Adat Masyarakat Madura Rumah adat Madura memiliki nama Tanean Lanjhang, yang artinya adalah sebuah halaman panjang. Tanean Lanjhang memiliki ciri khas, berupa bangunan rumah dibangun dengan posisi berjejer memanjang, dan dalam 1 kompleks terdiri atas 2 – 10 rumah. Di pemukiman tersebut biasanya dibangun Tonghuh Rumah induk yang berbentuk seperti rumah bangsal. Letaknya berada di sisi barat pemukiman lengkap dengan bangunan mushola dan kandang. Dalam adat Madura, anak perempuan termuda akan dibuat rumah di sisi timur Tonghuh. Ada perbedaan antara rumah adat laki-laki dan perempuan. Rumah adat kaum pria biasanya dibuat dengan bentuk seperti tanduk, dan rumah adat wanita berbentuk seperti cangkup pada umumnya. Apabila bangunan rumah sudah semakin penuh, maka susunan panjang akan dibuat berhadapan. Budaya Unik Masyarakat Madura Hingga saat ini, Suku Madura masih melestarikan berbagai macam budaya unik yang menjadi ciri khasnya. Tradisi warisan leluhur tersebut tetap diselenggarakan oleh etnis Madura, dan seolah sudah menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat di Madura. Di bawah ini adalah beberapa contoh budaya Madura yang paling populer dan selalu diburu wisatawan 1. Karapan Sapi Pada setiap bulan Agustus/September, masyarakat Madura akan menggelar tradisi tahunan, yaitu Karapan Sapi. Dalam tradisi ini, pertandingan diikuti oleh para joki dengan 2 ekor sapinya yang mengadu kecepatan lari hingga ke garis finish. 2. Upacara Nadar Nadar adalah tradisi mendoakan leluhur yang sudah meninggal. Upacara ini dilakukan tiga kali dalam setahun, dan biasanya berlangsung dengan sangat meriah. Nadar dimulai pada sore hari, di mana masyarakat akan datang ke makam leluhur. 3. Upacara Rokat Tase Tradisi yang juga dikenal dengan nama Petik Laut ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat dan karunia dari Tuhan YME. Rokat Tase umumnya dimulai dengan pembacaan istighosah dan tahlil, kemudian diikuti dengan menghanyutkan sesaji ke laut. 4. Ritual Ojung Ojung adalah sejenis permainan tradisional yang melibat dua orang pemain, khususnya laki-laki, di mana keduanya akan beradu fisik dengan membawa senjata rotan sepanjang 1 meter sebagai alat pukul. Ritual Ojung biasanya dilakukan dengan tujuan memohon turunnya hujan. 5. Toktok Berbeda dengan Karapan Sapi, budaya Toktok merupakan kompetisi mengadu dua sapi jantan. Jadi, kedua sapi akan beradu kekuatan hingga sampai salah satunya kalah dan kabur dari arena pertandingan. Suku Madura memiliki segudang keunikan budaya dan adat istiadat yang menjadi ciri khasnya. Hal tersebut pula yang membuat banyak orang tertarik untuk datang berkunjung, dan menyaksikan sendiri sisi tradisionalitas dari etnis yang menetap di Pulau Madura.
7 unsur kebudayaan suku madura